Siaran Pers
Badan Pelaksana Otorita Danau Toba
TOBA, Badan Pelaksana Otorita Danau Toba (BPODT) menegaskan dukungannya terhadap pengelolaan Geopark Kaldera Toba yang berkelanjutan melalui partisipasinya dalam Seminar Nasional Pengelolaan Geopark yang Berdampak pada Geowisata di Indonesia, Kamis (12/6/2025). Acara yang berlangsung di Toba Caldera Resort, Sibisa, Kabupaten Toba, ini mengangkat tema “Memperkuat Eksistensi Geopark Toba Caldera” dan digelar secara hybrid.
Direktur Utama BPODT, Jimmy Bernando Panjaitan, menyatakan bahwa penguatan pengelolaan Geopark Kaldera Toba tidak hanya penting secara lingkungan, tetapi juga sebagai pengungkit sektor pariwisata dan ekonomi lokal. “BPODT siap mendorong pengembangan geosite di kawasan Danau Toba secara profesional, sekaligus mengembalikan status ‘kartu hijau’ Kaldera Toba sebagai UNESCO Global Geopark,” kata Jimmy.

Status green card sendiri merujuk pada hasil evaluasi UNESCO terhadap pengelolaan geopark. Kaldera Toba sempat mendapatkan peringatan (yellow card) karena sejumlah tantangan, mulai dari pengelolaan kelembagaan, keterlibatan mitra/komunitas, visibilitas geosite, hingga pelaksanaan riset dan keterlibatan dalam event UNESCO.
Acara ini dihadiri sekitar 300 peserta yang terdiri dari pengelola geopark nasional, akademisi, pemerintah daerah, komunitas lokal, serta pelaku industri geowisata. Seminar ini juga mencatat penerimaan 15 makalah ilmiah yang memuat gagasan serta hasil riset terkait pengelolaan kawasan geopark berbasis konservasi dan pemberdayaan masyarakat.

Plt. Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Sumatera Utara, Dr. Dikky Anugerah Panjaitan, yang hadir mewakili Gubernur, mengapresiasi peran aktif BPODT. Ia menekankan pentingnya keterlibatan semua pemangku kepentingan untuk menjaga kelestarian Kaldera Toba sebagai warisan geologi dunia.
Dukungan serupa disampaikan oleh Bambang Cahyo Murdoko, Asisten Deputi Pengembangan Amenitas dan Aksesibilitas Wilayah I, Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif. Dalam sambutannya, ia menyebut Danau Toba sebagai salah satu destinasi prioritas nasional yang harus dikelola dengan prinsip berkelanjutan. “Semoga forum ini menghasilkan terobosan nyata dalam menjadikan Geopark Toba sebagai destinasi berkelas dunia,” ujarnya.
Salah satu agenda penting dalam seminar ini adalah penandatanganan nota kesepahaman (MoU) antara Toba Caldera UNESCO Global Geopark (TCuGGp) dan komunitas Sada Solu, yang menjadi langkah awal penguatan kolaborasi antarpemangku kepentingan.

Melalui forum ini, diharapkan terjadi transfer pengetahuan dan pengalaman lintas daerah yang dapat memperkuat posisi geopark sebagai instrumen strategis pembangunan berbasis alam dan budaya.
Berbagai narasumber kunci turut hadir untuk memperkaya diskusi. Dr. Agus, S.Sos., M.Hum., General Manager Merangin UNESCO Global Geopark (UGGp), membagikan praktik pengelolaan geopark berbasis masyarakat di Jambi yang telah berhasil mempertahankan status green card. Dr. Ir. Heryadi Rachmat, MM, Ketua Perkumpulan Pemandu & Interpreter Geowisata Indonesia (PERPIGI), Sementara itu, Dr. Azizul Kholis, General Manager Toba Caldera UGGp.
545 total views